Horee!! bos juragan prof hari ini ga masuk. Jadi saya bisa melanjutkan menulis sambungan dari post ini.
Di post ini saya akan tambahkan dua lagi tips dan pertimbangan untuk kuliah di Korea.
Kenapa cuma lima sih tipsnya? karena lima adalah ibukota Peru.
Ini apa coba ada gambar SNSD lagi? Ini buat fan service, atau bahasa Koreanya “팬 서비스 – pen sobisu (bolpen gratis).”
–Kayaknya cuman gw yg ngerti joke gw sendiri-…. Ya sudahlah.
4. Pastikan anda bisa hidup hemat
Biaya hidup di Korea itu mahal, jendral! Karena itu, jika anda memutuskan untuk menjadi mahasiswa lagi, berpikirlah seperti mahasiswa. Tinggal di asrama merupakan solusi yang – biasanya – paling murah karena sudah termasuk tempat tinggal, makan, dan internet. Kalau bisa jangan sering-sering makan di luar karena harga makanan kelas kantin sekitar 3000 – 5000 won (daerah Busan. 1 won +- 8 rupiah).
“ugly but tasty kimbab” aja itu harganya 2000 won atau 16000 rupiah. via Engrishfunny
Ada kalanya tinggal di asrama bukan pilihan. Misalnya kalau membawa keluarga atau masalah makanan (karena terkadang makanan asrama mengandung babi atau sapi pendek). Kalau begitu maka ada beberapa pilihan tempat tinggal. Contohnya:
– gosiwon/gositel yang seperti kos-kosan biasa.(tempat tinggal saya sekarang. horee!!)
– one room yang seperti namanya yaitu satu ruangan besar yang merangkap ruang tidur, dapur, ruang tamu, ruang belajar (gaya amat ruang belajar).
Dan lain-lain cek disini.
Jadi pangan dan papan sudah oke, bagaimana dengan sandang?
Untungnya kita tahu toja/toko gereja, toko ajoshi dan toko adeknya ajoshi (istilah mahasiswa PKNU- sebenarnya namanya bukan toko ajoshi, tapi karena yang jual sudah tua (sudah ajoshi) jadinya kita panggil toko ajoshi.)
Toko gereja (Salvation Army) via chrisinsouthkorea dan Toko ajoshi via yonhapnews
Membeli barang bekas bukan hal yang tabu bagi kalangan menengah Korea (setidaknya menurut teman lab saya – katanya sih…). Jadinya tidak perlu malu untuk membeli barang di toko-toko yang menjual barang second hand. Jangan salah, walaupun second hand, barang-barangnya masih bagus. Apalagi kan dibeli di luar negeri…
Saya beberapa kali mengunjungi toja dan toko ajoshi untuk membeli sepatu, t-shirt dan jeans. Teman saya malah ada yang beli tripod (beneran, tripod buat kamera) dengan harga yang lebih miring dari gedung DPR.
5. Toleransi dengan kebudayaan
Toleransi artinya bukan mengikuti, namun memaklumi. Budaya Korea lekat dengan tradisi minum-minum untuk mempererat persahabatan. Tidak jarang, profesor mengajak seluruh anggota lab untuk minum soju bersama-sama. Beberapa teman yang saya kenal beragama Islam sehingga tidak ikut minum soju namun ikut bersama-sama pergi untuk pergaulan. Biasanya kalau kita sudah bilang kita tidak minum, teman-teman warga setempat akan mengerti dan tidak terlalu memaksakan untuk minum soju (biasanya sih..).
Iklan soju. Fan service!!
Kalau kita tidak bergaul dengan teman-teman lab, siapa yang akan membantu kalau kita mau membeli handphone di toko? atau ngomong ke yang punya kos-kosan kalau internet di kamar rusak? Makanya pergaulan itu penting. Toleransi bukan mengikuti, namun menghormati. Kalau kita menghormati orang lain, niscaya orang juga akan menghormati kita. (iya gw tau gw emang bijaksana, banyak yg bilang gitu sih, tapi makasih udah ngingetin)
Budaya pali-pali (cepat-cepat) juga merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat setempat. Contoh budaya pali-pali : 15 menit sebelum seminar tiba-tiba profesor minta kita untuk membuat presentasi 5 slide untuk seminar nanti. OMG pali-pali.
Selain itu, banyak kebudayaan-kebudayaan yang mungkin kita akan anggap cukup aneh, namun merupakan bagian dari kehidupan masyarakat setempat. Contohnya, hormat yang berlebihan pada profesor, acara minum-minum itu, cewek-cewek Korea yang sering pakai hotpants waktu musim panas, cewek-cewek Korea yang cara ngomongnya imut banget, gendong-gendongan (piggyback), dll.
Kalau belum ada gendong-gendongannya, bukan K-drama namanya
Jadi demikianlah lima tips dan wejangan dari saya tentang kuliah di Korea. Bukan untuk dijadikan referensi, tapi hanya sebagai apa ya….semacam asal tahu aja gitu. Maksudnya ya bukan dianggap serius, tapi juga bukan tidak ada isinya begitu.
Okelah kalau begitu.
Ya sama-sama. Tidak perlu berterima kasih sampai segitunya. Biasa aja.