5 Kendala punya pacar orang lokal saat kuliah di luar negeri

Tinggal di Indonesia, gaji USD, istri cewek Jepang. Itulah impian saya sewaktu pertama kali menonton Erika Sawajiri dalam J-dorama yang membuat saya menitikkan satu liter air mata macho setiap episode setelah Aya didiagnosa Spinocerebellar Degeneration yang menyerang otak kecilnya (hapal dong!). Saking boomingnya drama ini, Indonesia mengadaptasi(?)nya namun gagal total karena pemeran utama wanitanya, Chelsea siapa-namanya tidak bergigi gingsul seperti Erika hontou ni kawaii chan.

erika sawajiri

Watashi wa Erika-chan no koto ga SUKI~

Selang beberapa tahun, giliran drama Korea yang mulai booming di Indonesia dimulai dari Dae Janggeum tontonan ibu-ibu kompleks dan teman kontrakan saya, sebut saja namanya Bayu(25). Karena saya mulai tertarik dengan Korea, saya coba cari-cari drama Korea lainnya dan sampailah saya pada drama Korea paling ultimate yaitu “Love Story in Harvard” yang diperankan oleh wanita tercantik di Korea (ada polingnya), Kim Tae Hee. Kalau belum tahu ceritanya, drama ini mengisahkan tentang campus romance mahasiswa Korea yang sedang belajar di luar negeri dan akhirnya blablabla something something Kim Tae Hee.

kimtaehee

Jo nen Kim Tae Hee nuna reul SARANGHEYO~

Akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke Korea dengan tujuan mencari adik/sepupu/saudara perempuannya Kim Tae Hee atau paling tidak salah satu personel SNSD untuk dijadikan pacar. Sekalian kuliah master.

Apa daya, setibanya di Korea sampai sekarang satu minggu menjelang defense thesis saya, saya belum punya satupun nomor telepon cewek lokal di HP. Maka dari itu, saya kompilasikan list ini menurut pengalaman saya agar diresapi, direnungkan dan ditanam dalam hati sanubari kita masing-masing.

Kendala mahasiswa untuk punya pacar orang lokal saat kuliah di luar negeri adalah:

1. Duit!

D’oh. Pake nanya lagi.

Korean-won-notes-300x225

Sebagian besar mahasiswa adalah penerima beasiswa dan sebagian besar beasiswa tidak mencakup biaya kursus piano dan makan di restoran fine dining. Soalnya supaya kemungkinan diterima besar, harus nembak di restoran mahal sambil mainin lagu “Wonderful Tonight” di piano yang ada di restoran. Di Paris. Dekat menara eiffel.

Skenario di atas cuma sebagai gambaran bahwa PDKT dan nembak itu perlu modal. Apalagi jaman sekarang hari-hari spesial untuk orang pacaran semakin banyak saja. Hari valentine, beli cokelat. Hari pepero (11 November), beli pepero atau pocky stick, white day, dll. Sayangnya tidak ada hari dweji gugbab (makanan favorit saya di Korea, tapi tidak halal). Kalau ada, saya pasti merayakan dengan sepenuh hati, jiwa dan raga menjadi satu dalam naungan asmara yang bergejolak di dalam dada.

2. Bahasa

Walaupun negara yang dituju saat kuliah memakai Bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari, kecuali anda bernama Cinta Laura Kiehl, ada kemungkinan untuk mengalami kesulitan komunikasi. Apalagi kalau bahasa lokal yang belum pernah dipelajari sebelumnya. Terpaksa pakai bahasa Tarzan.

“Lah, gpp lagi bahasa Tarzan. Toh Tarzan bisa pacaran sama Jane kalau nonton dari filmnya.”

Kalau anda bertanya, film Tarzan yang mana? Berarti ada kemungkinan anda, seperti saya, akan masuk neraka setelah kiamat tahun 2012. Bersyukurlah kalau anda cuma tahu satu macam film Tarzan yaitu yang keluaran Disney.

Jane and Tarzan

Film tarzan yang ini lho

Lagipula Jane juga bukan contoh yang baik karena pilihan pacarnya hanya dua yaitu Tarzan dan satu orang cowok lain yang suka memburu binatang-binatang di Afrika. Mungkin juga kalau settingnya filmnya di Cina, cowok ini juga membunuh panda yang akan ia tembak setiap kali ada orang Indonesia yang  menulis “worthed” dan bukannya “worth it” di status facebooknya.

Jadi, bahasa penting untuk mencegah miskomunikasi dan melancarkan jurus gombal yang disesuaikan dengan budaya setempat.

3. Waktu

Kendala bahasa, tuntutan profesor dan tuntutan klausul beasiswa untuk menjaga GPA minimum membuat kuliah di luar negeri jadi lebih susah dari seharusnya.

Apalagi kalau jadi mahasiswa riset, profesor  tidak mau tahu jadwal kegiatan kita. Setahu beliau, saat kita mendapat Certificate of Admission, kita sudah menjual jiwa kita padanya demi ijazah dan sesekali jalan-jalan untuk conference.

Semuanya perlu waktu dan waktu yang seharusnya digunakan untuk PDKT ke cewek yang bertanya tentang poster paper kita saat conference kemarin terbuang sia-sia untuk membersihkan ruangan profesor saat weekend.

Maka dari itu, saya tidak pernah mengatakan the most ultimate awesome pickup line di Korea yaitu “Sigan issoyo? (Ada waktu ga?) karena saya sendiri tidak punya waktu.

4. Budaya

Budaya atau untuk artikel kali ini digolongkan saja ke SARA atau kepanjangannya Suku Agama Ras Antar-Golongan. Tapi nggak tahu ya, mungkin saya saja, entah kenapa kalau dengar SARA selalu kepikiran Cornelia Agatha dan Moudy Koesnaedi. Hidup Team Sarah!! (Twilight mode on). Jadi penasaran, dulu endingnya si Doel jadian sama Sarah atau Zaenab sih?

Doel180-indosiar

Gak nemu gambar si doel anak sekolahan

Anyway, Salah satu cara untuk bertemu orang baru di Korea adalah melalui acara yang dinamakan “meeting”. Dalam “meeting” biasanya acaranya termasuk makan malam, pergi ke bar dan terakhir karaoke. Jadi banyak sekali kegiatan yang melibatkan konsumsi segalon bir dan berbotol-botol soju.

beer gallon

Benar-benar disajikan dalam galon

Apalagi kalau sudah menyinggung beda agama, keyakinan dan sebagainya. Makin susah.

5. Tampang

Bukan rahasia umum kalau setiap negara punya standar cantik/ganteng mereka sendiri. Sewaktu saya pertama kali masuk ke lab dan disambut orang-orang Korea di lab, satu orang cewek Korea di lab bilang “jal sengyossoyo” artinya “ganteng”. Langsung saja hidung saya mengembang dan kepala membesar. Sampai-sampai saya tulis di status facebook. Tapi yg nge-like cuman 1. Itupun ibu saya.

Setelah membaca beberapa blog dan mengamati perilaku teman-teman akhirnya saya tahu kalau ternyata bilang ganteng atau cantik di sini cuma sebagai basa-basi. Standar ganteng di Korea menurut survey saya adalah kulit putih, kaki panjang dan wajah ganteng. Kalau gagal semuanya, yang penting bule. Jadi mirip-mirip seperti di tanah air.

Memang sih, yang paling penting itu adalah inner beauty. Tapi kan kesan pertama adalah penampilan fisik. Dan kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah anda.

photo-asmiranda-iklan-axe

Tagline iklan axe tahun 90 an

Maka dari itu, sebelum anda memutuskan untuk kuliah di luar negeri, coba teliti baik-baik motivasi anda. Kalau motivasi anda seperti saya, maka semoga list saya di atas bermanfaat.

Advertisement