“Jomblo itu pedih, jendral” (overused quote is overused)
Kalau ada yang bisa saya simpulkan setelah enam tahun menjomblo adalah jadi jomblo itu menyedihkan. Beberapa orang mungkin beranggapan bahwa menjadi jomblo itu menyenangkan. Bisa fokus sama hobi, lebih hemat, tidak perlu memikirkan problem pacar dan lain-lain. But I don’t think so because I am not good at being single.
Sejujurnya, kejombloan saya bukan karena pilihan, tetapi karena keadaan. Surat cinta keduapuluh yang saya kirim ke emailnya Hwang Mi Hee belum dibalas-balas juga. Isinya simpel sih.
“I love you Hwang Mi Hee, I want you to bear our children. Sarangheyo~”
With <3,
Your Oppa
Oh, Hwang Mi Hee, You’re so pretty~
I’m your man and you’re my lady~
Together, my darling, you and I~
Will prove that love will never die~
(Sepertinya saya sudah qualified jadi Menkominfo)
Setelah diputus lewat telepon (long distance sucks) enam tahun yang lalu saat main Metal Gear Solid di PC waktu lawan bos yang helikopter (true story), I moved on. Btw, friendly reminder, kalau cewek bilang “ada yang perlu aku omongin”, prepare for the worst.
Anyway, saya berusaha untuk lepas dari kejombloan saya dan mencari tambatan hati walaupun sampai sejauh ini belum berhasil. Tapi sisi positifnya sih, saya jadi punya banyak teman cewek.
“Uhm… Sori ya Tom…Aku lebih nyaman kalau kita temenan aja”. Yay! more friends!
Begitulah nasib. Kata orang, masih banyak ikan di laut. Mungkin selama ini saya mancingnya di laut yang ketumpahan minyak.
Yah, sudahlah. Moving on. Lima alasan jadi jomblo itu menyedihkan adalah:
1. Setiap lawan jenis adalah calon pasangan hidup
Seringkali kalau berkenalan dengan cewek, terutama yang eligible, ada pertanyaan yang mampir di kepala. “Can she be the one?”. Alhasil, saya langsung berusaha untuk tidak mempermalukan diri dengan cara diam-diam saja. Ini merupakan reaksi otomatis. Tidak dapat dihindari.
Hal ini tidak terjadi ketika dulu saat saya punya pacar. Tidak perlu menjaga image. Sepertinya saat in relationship, saya punya rasa percaya diri yang berlebihan. Saya sudah laku. Jangan aku digoda, wahai wanita.
via 9gag
Saya lebih nyaman berinteraksi dengan lawan jenis saat saya sudah punya pacar. I can be myself. Tidak perlu membuat mereka terkesima. Memang sih, sekarang ini ada beberapa teman cewek yang dengannya saya bisa langsung nyetel. Tapi kebanyakan adalah mereka yang sudah punya pacar.
Lagipula, saat jadi jomblo, sewaktu nganggur dan pikiran sedang santai, saya malah sering melamun punya pacar. Akhirnya jadi kurang produktif. Karena kurang produktif, kerjaan tidak beres. Karena tidak beres, dipecat. Karena dipecat, nganggur, Karena nganggur, ngerampok. Karena ngerampok, dipenjara. Sewaktu di penjara, terpaksa rajin olahraga supaya bisa membela diri kalau mau disodomi. Inilah resiko jadi jomblo.
Yah, setidaknya ada kemungkinan buat ketemu Sara Tancredi
2. Melakukan hal-hal yang mustahil dilakukan sendiri
Waktu di “sam sam o o”, restoran barbeque all you can eat dekat kampus, saya pernah melihat cewek datang sendirian dan diusir sama pelayannya karena restorannya tidak bisa untuk makan sendiri. Kasihan. Hampir saja mau saya dekati untuk menyampaikan rasa simpati saya “Being single sucks. I know. Hang in there, girl. Everything is going to be alright.”
Beberapa restoran memang diskriminatif untuk orang-orang jomblo. Saya terpikir untuk menggalakkan “Jomblo Awareness Day” untuk membuat orang-orang sadar akan kesulitan-kesulitan yang kami hadapi. Jomblo juga manusia!
Selain itu, banyak hal yang tidak selayaknya dilakukan seorang diri. Contohnya : piknik, nonton kembang api, nonton di bioskop, jalan-jalan di taman, dll.
3. Bosan dengan hobi saya
Memang sih, jadi jomblo berarti punya lebih banyak waktu untuk hobi kita. Bahkan, ada banyak waktu untuk menekuni hobi baru, contohnya : fotografi. Hal ini memang menjadi suatu fenomena tersendiri dimana kebanyakan teman saya yang jomblo akhir-akhir ini sangat menekuni hobi fotografi :p .
Tapi ada saatnya bosan dengan hobi yang itu-itu saja. Saya perlu exposure terhadap hal-hal baru. Hal yang harus saya alami untuk kemudian saya sukai.
Waktu saya punya pacar, saya dikenalkan dengan berbagai hal baru yang merupakan hobinya. Dia suka hal-hal yang berbau Jepang. Mulai dari manga-manga yang dibaca dari kanan ke kiri, lagu-lagunya, dan lain-lain. Sebelumnya, saya cuma tertarik dengan manga2 mainstream dan game RPG dari Jepang karena memang hanya itu yang berkualitas. Akhirnya saya jadi heran, “What the fuss is all about” dan mulai mencoba dan kemudian tertarik menonton dorama, anime, dan manga2 yang dibaca dari kanan ke kiri selain yang berjudul “Anak lelaki emas” yang suka belajar. (Bertobatlah kalian yang tahu maksudnya “air kogane”)
Selain itu jadi suka School Rumble!
Setidaknya ada yang saya tahu selain apa yang akan terjadi setelah melihat tentakel di film kartun.
I have seen enough ****** to know where this is going
Selain itu juga memperkaya vocabulary bahasa Jepang saya selain yamette, kimochi dan iku. Eits, jangan otak mesum dulu. Saya dulu SMA belajar bahasa Jepang dua caturwulan. Jadi masih ingat kata-kata itu. Bukan karena you-know-why. Buktinya ini masih bisa:
– Hajimemashite. Watashi wa Tomu desu. Douzo Yoroshiku. Watashi wa mainichi 8 ji ni okimasu. (Halo. Nama saya Daniel. Salam kenal. Saya setiap hari bangun jam 8 –Ga nyambung sih. Habis ingatnya cuma itu.)
– Koko wo massugu itte kudasai (Dari sini lurus terus), kado wo, migi ni magatte kudasai (kemudian, belok kanan). Ano…ano… Hanaya ada di sebelah post office. (Saya dulu nilainya pas-pasan)
4. Ada yang memperhatikan
Saya suka kalau ada yang nanya, “Ngapain aja hari ini?” Ada yang perhatian, ada yang nanya “Sudah makan belum”, ada yang membelikan kado saat ulang tahun. Sounds cheesy but I enjoyed it very much.
Selain itu juga, pacar bisa jadi teman curhat. Memang sih, teman juga bisa jadi tempat curhat. Tapi saya suka tidak_enak-an. Jangan-jangan teman saya sedang sibuk dan curhat saya malah mengganggu. Akhirnya saya tidak jadi curhat atau curhat tidak tuntas yang mana lebih mengganjal bila dibandingkan dengan BAB tidak tuntas.
Tidak demikian halnya dengan pacar. Bersama pacar, ada suatu komitmen. We are in this together. My problem is yours too. Dia dan saya harus mendengarkan masalah satu sama lain seberapapun konyolnya.
5. All my friends are doing it.
Baru saja di facebook, teman saya ada yang meng-update statusnya menjadi “in relationship”. Beberapa bahkan sudah “married”. Sepertinya orang-orang sudah moving on with their life while I am still stuck as a grumpy single guy.
Apalagi kalau pasangan malah chat di status. Ih norak amat sih. Get a room! Padahal karena iri 😦
Jadi, demikianlah adanya, hal-hal yang menyebabkan menjadi jomblo itu menyedihkan. Demikianlah post saya kali ini untuk menyambut bulan Februari. Bulan penuh kasih sayang. Terima kasih atas perhatiannya dan sampai jumpa di lain kesempatan.
Just knew that you also like School Rumble! Sukuru Ranburu Foebaa~ Anyway, I’m in KidsMeal Faction.
LikeLike
great minds do think alike. kkk.
LikeLike
CLBK aja donk donk, biar ga jomblo trus u, hihihi
trus juga jadi cepet merit, hehehe
LikeLike
beuh. mentang2 bukan jomblo, sok memberi wejangan. hehe.
LikeLike
WAHAHAHAAA.. nasib kita sama Gan,
bosen juga jomblo
tapi mau cari pacar tarafnya udah internasional
mau cari pacar tapi pilih” terus
akhirnya jombo lagi.. jomblo lagi..
LikeLike