Kegiatan-kegiatan selama kerja di Seoul (2 – bersambung)

Random friend in Seoul : Eh, Tom, Sabtu ini sibuk ga? Nonton yuk!
Waduh, gw pengen sih. Tapi hari Sabtu gw ga bisa. Ada les piano…


Salah satu kebiasaan yang saya lakukan sejak satu bulan terakhir adalah melihat-lihat situs craigslist nya Seoul. Biasanya sih, yang saya lihat adalah bagian iklan “for sale—>cell-phones” karena sepertinya di kantor, cuma saya yang tidak punya smartphone. Selain iklan jualan smartphone, saya juga suka melihat-lihat tentang housing—>rooms. Siapa tahu ada iklan berjudul

“KRW 300.000 – Korean woman (university student) looking for male roommate in a tiny studio near Konkuk university -we have to share the bed 😦

Sampai saat ini sih masih belum ada sih, tapi saya tidak mau hilang harapan. Karena hidup tanpa harapan sama halnya dengan mendengarkan lagu k-pop girls group tanpa melihat videonya. Pointless.

Kegiatan di kantor akhir-akhir ini sangat menyita waktu. Karena deadline project yang semakin dekat, setiap hari kami pulang jam 11 malam dan masih masuk kantor hari Sabtu. Jam kerja di Korea benar-benar seperti yang diberitakan di media seperti di sini dan di situ. Jam kerja paling panjang di dunia.

Karena akhir-akhir ini hidup saya cukup membosankan dan cuma berputar di sekitar pekerjaan, saya memutuskan untuk mencari kesibukan lain di akhir pekan selain pergi makan siang ke McDonalds dekat kos-kosan karena si mbak-mbaknya hari Sabtu dan Minggu mirip banget dengan Bae Suzy nya Miss A.

suzy miss a

Beneran lho. Serius, ga bohong

Saya pun memutuskan untuk mencari-cari semacam kursus apapun yang pengajarnya menggunakan bahasa Inggris. Selain kursus bahasa Korea tentunya, karena saya sudah punya guru bahasa Korea yang cantik, sabar, baik hati, perhatian dan sholehah karena setiap mau mulai belajar, pasti berdoa dulu. Wajar sih, karena kelasnya disponsori oleh gereja dan guru saya tersebut adalah volunteer warga gereja.

Setelah mencari kesana-kemari (cuma lihat di craigslist doang –red), saya akhirnya punya tiga kandidat: Les gitar, les piano dan les memasak masakan Korea. Tentu saja pilihan pertama saya adalah les memasak. Langsung saja saya kirim email.

kursus masak di korea

50.000 won untuk satu orang?? Highway robbery! Lagipula ternyata formatnya semacam kursus privat begitu. Saya kira semacam kelas berisi > 10 orang begitu. Yah, penonton kecewa deh, aksi anarkis, stadiun dibakar, jalanan macet. Tapi saya masih tertarik untuk membuat Kimchi Jjigae, lagipula kalau 2-3 orang harganya lebih murah. Jadi, kalau ada pembaca yang domisili di Seoul dan mau ikutan les, bisa hubungi saya, nanti kita belajar bareng.

Selain kursus memasak, ada kursus gitar di daerah Hongdae. Rate nya KRW 40.000 (sekitar Rp 320.000) per jam. Kalau kursus piano, di daerah Achasan, rate nya juga KRW 40.000 per jam. Rate ini sama dengan biaya kursus private bahasa Korea biasanya. Akhirnya dengan berbagai pertimbangan yang salah satunya adalah pengen main piano di restoran fine dining dengan pemandangan menara Eiffel buat nembak cewek sambil memainkan cover “Overjoyed” nya Stevie Wonder oleh Peppy Kamandhatu,

saya pun memutuskan untuk les piano.

Setelah menghubungi pengajarnya dan memberi tahu level musikalisasi saya (total beginner), saya disarankan untuk membeli text book sebelum memulai pelajaran dua minggu lagi. Text book yang dipakai berjudul “Alfred’s Basic Adult Piano course Level 1″.

Setelah itu, saya pun membuat account baru di situs online book store Korea yaitu kyobobook untuk membeli buku tersebut.

Sewaktu melakukan payment lewat credit card, saya terkejut karena payment gateway yang digunakan kyobobook sama persis dengan payment gateway yang digunakan oleh project online shopping mall yang sedang saya kerjakan. Sama. Persis. Gateway nya memakai LG U+. Kebetulan pula, di project yang sekarang, saya handle module Order. Jadi kalau ada yang mau membuat project online shopping mall di Indonesia, bisa kontak saya. Hehehe. Promosi dikit.

lguplus

Contoh email otomatis hasil generate-an si LG U+

Jadi, begitulah kiranya yang bisa saya sampaikan sementara ini. Masih agak sibuk di kantor, jadi belum bisa pulang ke Busan untuk belajar masak martabak terang bulan dan brownies sama ibu pendeta 😦

Advertisement