Kegiatan-kegiatan selama kerja di Seoul (8-bersambung)

Berikut adalah ringkasan percakapan antara saya dan programmer baru di kantor selepas makan siang di hari Jumat. Isi percakapan langsung diterjemahkan ke bahasa Indonesia karena kalau verbatim nanti ketahuan salah-salahnya. Kan saya jadi malu :”>

PJU (Inisial si anak baru) : Daniel sonbae (-senior Daniel- *ehem ehem), weekend ini mau ngapain aja?

Saya : Nggak ada sih. Ga ada acara yang spesial (hiks…) Kalau kamu gimana?

PJU : Biasa sih, paling jalan-jalan bareng pacar. Nonton, dinner terus Em-Ti (MT)

Saya : Em-Ti?

PJU : Motel


Beberapa bulan terakhir ini saya sibuk kerja di kantor klien di bilangan Namdaemun. Kali ini, klien proyek adalah salah satu perusahaan telekomunikasi di Korea. Awalnya sih cukup menyenangkan karena daerah ini dekat dengan Myeong-Dong yang merupakan tujuan wisata belanja yang cukup terkenal di daerah Seoul sehingga banyak dikunjungi turis wanita.

uwaa. saram nomu manha (rame banget)

Biasanya saya dan teman-teman satu proyek makan siang di sana dan sesudahnya bersantai duduk-duduk di taman terdekat sambil jelalatan melihat cewek-cewek yeppo, cewek-cewek kawaii dan cewek-cewek piao liang. Apalagi cuaca sudah mulai menghangat sehingga pilihan busana para pengunjung membuat saya menjadi bertambah semangat untuk mendapatkan visa F5 (Permanent Resident) agar saya punya hak untuk memilih wakil rakyat Korea yang bisa mencegah lolosnya undang-undang yang melarang rok mini.

Namun, kebahagiaan di atas ternyata hanyalah periode bulan madu. Seminggu setelahnya, dengan adanya deadline yang ketat dan kekurangan orang, tekanan kerja begitu besar. Setiap hari pulang jam 10 malam dan rekor adalah pulang jam 4 pagi. Sabtu, Minggu harus stand-by kalau disuruh ngantor. Hiks. Kami pun mulai jarang pergi ke Myeong-Dong untuk makan siang.

Untungnya, di kantor ini pun banyak yang bisa dilihat. Yoksi, beda memang kalau 대기업(perusahaan besar). Banyak karyawan wanita yang gajinya besar sehingga bisa merawat diri dengan produk kecantikan yang berkualitas.

Di departemen tempat kami mengerjakan proyek, ada seorang maknae (-karyawan paling muda-) yang sering disuruh-suruh dan mondar-mandir sehingga cukup sering dilihat. Maknae ini penampilannya setipe Sunny SNSD. Imut menggemaskan.

tampangnya kayak masih anak kecil. jadi berasa pedofil

Hari saat kami pulang jam 4 pagi dan masuk kantor kembali jam 9 nya, saya benar-benar capek dan mengantuk. Mendekati jam pulang kantor, setelah untuk kesekian kalinya menguap lebar-lebar, saya melihat si Maknae berjalan mendekati meja saya. Saya pun memasang wajah cool sebisanya dan mengetik di komputer (walaupun cuma System.out.println) supaya terlihat sibuk. Tanpa diduga, ia berhenti di meja saya dan tersenyum kemudian memberikan yoghurt dengan sedotan yang sudah ditusukkan sambil berkata “Sugo Haseyo” (keep up the good work – saya pulang dulu) dan berlalu.

AKHIRNYA! SPRING IS COMING!!!

Setelah mengucapkan terima kasih, saya meletakkan yoghurt di meja, melanjutkan mengetik System.out dan tidak langsung meminum yoghurt-nya supaya terlihat cool dan sibuk padahal semenit sebelumnya hanya menguap sambil memandang barisan kode program, scroll ke atas dan ke bawah tanpa alasan yang jelas.

Sebenarnya sih, aksi si Maknae tersebut hanyalah salah satu bentuk dari “정” (Jeong), budaya Korea yang mungkin bisa diterjemahkan menjadi tenggang rasa. Tapi karena saya orang yang mudah ge-er dan ga tau diri, saya pun menepuk pundak sendiri. Still got it.

Berbicara mengenai Jeong, hal ini cukup sering dijumpai di Korea. Contohnya, saat kita di kantor dan mau pergi ke mini market untuk membeli minuman ringan, maka kita harus membeli untuk teman-teman yang lain kalau kita punya Jeong. Tentunya ini cuma berlaku untuk skala kecil, misalnya satu proyek cuma 3-4 orang. Saya pernah disinggung oleh orang kantor di proyek ini karena cuma beli kopi di mini market untuk diri sendiri. Padahal sih karena waktu saya tiba di kantor, masih belum ada yang datang. Jadinya beli buat sendiri.

Sayangnya (atau untungnya), mulai minggu kemarin saya sudah pindah kembali ke kantor pusat karena saya sudah tidak dibutuhkan lagi di klien. Hidup pun kembali normal. Bisa melanjutkan les bahasa Korea dan les piano karena Sabtu-Minggu sudah bebas.

Sedih juga sih karena harus berpisah dengan si Maknae yang ramah. Semoga kita bisa jumpa lagi di kesempatan yang lebih bersahabat, maknae kantor klien.

Advertisement