Selama hampir 27 tahun hidup di dunia ini saya menemukan hanya ada satu hal yang lebih pendek dari hasil potongan pangkas rambut Asgar (Asli Garut)/ abang-abang walaupun sudah dari awal diminta untuk “Dirapiin dikit aja ya mas”. Hal itu adalah hotpants cewek Korea di musim panas. Kalau kita umpamakan khatulistiwa adalah garis pembatas antara porno dan paha, maka sependek-pendeknya hotpants cewek Indonesia di daerah Plaza Senayan dan Sency, tidak pernah di atas wilayah Makassar.
Wilayah Makassar memang cukup panas. Kata orang-orang sih begitu. Saya pribadi belum pernah menyentuh wilayah Makassar. Dua-duanya. Wilayah Makassar dengan dan tanpa double quote. Saya kan masih innocent.
(Kemarin-kemarin pas telepon ke rumah, katanya nyokap sering baca juga blog ini. Hmmm. Ga apa-apa lah. Sudah besar ini.)

Anyway, di belahan dunia yang saya tinggali ini, sewaktu weekdays hotness level nya biasanya ada di sekitar Banjarmasin menjorok ke Samarinda dan sewaktu weekend sebaliknya. By the way, saya pernah ke Banjarmasin, Samarinda dan Balikpapan sewaktu SMP dan tinggal di Palangkaraya. Kotanya bagus-bagus. Hidup Kalimantan!
Anehnya di Kalimantan walaupun dekat khatulistiwa tapi tidak panas. Mungkin karena banyak hutannya. Hutan beneran. Hutan yang tumbuh di tanah gambut… (Saya sama sekali tidak ada maksud untuk mengkait-kaitkan dengan kata yang berima sama dengan gambut. Shame on you readers! Shame on you!)
Walaupun demikian, akhir-akhir ini saya sudah mulai tidak betah kerja di Korea. Kombinasi dari tekanan kerja dan tanggung jawab yang mulai bertambah membuat saya sering mengalami stress.
Memang tekanan kerja di Korea seperti apa sih, Tom?
Pertanyaan yang bagus. Penjelasannya agak panjang dan mungkin susah dipahami oleh orang yang awam proses Software Engineering.
Intinya sih, ketidakcocokan antara proses development yang saya alami di perusahaan ini dan proses optimal yang saya tahu dari pengalaman bekerja di Indonesia dan pendidikan saya sebagai Master of Engineering (cieee~) . Akibat proses Quality Assurance tidak maksimal, modul yang dikerjakan penuh bug dan akhirnya selalu pulang malam dan sering dikejar-kejar deadline karena waktu terbuang untuk memperbaiki masalah yang tidak seharusnya ada jika prosesnya baik. Saya pernah coba mendiskusikan tentang ini ke kepala developer dan saran saya ditampik dengan jawaban yang ratusan kali saya dengar.

Sempat terpikir juga untuk pindah ke perusahaan lain saja, tetapi proses administrasi yang rumit membuat saya berpikir dua kali. Visa saya adalah E-7 dan visa ini terkait dengan perusahaan sebagai sponsor. Jika saya ingin mengundurkan diri, maka saya harus punya surat pernyataan pengunduran diri dari perusahaan sekarang untuk mengurus kepindahan tempat kerja di imigrasi. Sepertinya surat ini susah didapat jika saya membatalkan kontrak sepihak sehingga saya mencari alternatif lain yaitu “visa run”. Intinya pergi sebentar ke luar Korea dan menyerahkan kartu penduduk sebagai tanda ingin mengakhiri status kependudukan di Korea dan membatalkan visa sekarang.
Tapi setelah dipikir-pikir, lebih baik saya pulang saja ke Indonesia dan membangun karir yang lebih pasti. Akhirnya saya berhenti les bahasa Korea dan mulai mengirim lowongan ke perusahaan-perusahaan di Jakarta. Surat pengunduran diri sudah dibuat dan tinggal dikirim. Yang menghambat saya hanya satu, yaitu perasaan empati kepada CEO yang merekrut saya karena sudah mulai ekspansi ke Indonesia. Jika saya mengundurkan diri, pastinya rencananya akan terdampak. Lagipula, kalau saya memutus kontrak, bonus akhir kontrak akan hangus. Lumayan sih, dua bulan gaji karena kontrak dua tahun. Bisa buat modal kawin walaupun yang mau dikawinin masih pacaran dengan pria lain. (Cue lagu Whitney Houston “And I…aai will always love you..uuu”)
Untungnya, baru-baru ini saya di-transfer ke proyek lain. Proyek yang baru dimulai sehingga jadwalnya masih longgar dan bisa pulang teng-go. Saya pun jadi berpikir lagi untuk mengundurkan diri. Ya sudahlah 9 bulan lagi saja kontrak habis. Setelah itu pulang ke Indonesia. Atau tetap bertahan. Kata kepala programmer sih kontrak berikutnya saya akan naik pangkat jadi 대리. Kebetulan akhir-akhir ini ada beberapa karyawati yang baru masuk dan perlu dibina dan diarahkan. Siapa tahu ada episode lembur bareng dan terjadi hal-hal yang berbau film komedi romantis.
Sebetulnya, sebelum di-transfer ke proyek lain, ada satu hal lain yang menyebabkan saya berpikir untuk tetap tinggal di Korea. Akhirnya, setelah dua bulan, iklan saya yang berjudul “need flute lesson” di Craigslist dibalas. Hal-hal yang berkaitan dengan belajar flute ini akan saya bahas di post berikutnya.
Kenapa nggak sekarang aja, Tom?
Karena saya harus…
