Kegiatan-kegiatan selama kerja di Seoul (18-bersambung)

Daniel, tau ga gimana caranya supaya bisa masuk Islam?

-Teman kantor

Tepat sebulan yang lalu kantor saya berpartisipasi dalam acara ICT Expo di Jakarta. Persiapan expo sebenarnya sudah dimulai dua bulan sebelum expo dimulai. Awalnya saya diminta untuk mengatur persiapan expo mulai dari pemilihan dan reservasi booth sampai ikut menyiapkan materi yang akan ditampilkan di booth. Sayangnya, dua minggu persiapan berjalan saya terpaksa ditarik untuk membantu di projek banking yang bertempat di bilangan Euljiro. Yah, ga jadi pulang kampung dibayarin kantor deh.

Walaupun saya sudah tidak bertugas di bagian persiapan expo, saya masih tetap mengikuti perkembangan terbaru dari teman kantor saya sesama orang Indonesia karena bagaimanapun juga ini menyangkut masa depan kami di kantor ini. Kalau saya bertugas memilih dan mengurus pembayaran booth, teman saya bertugas memilih dan mengurus pembayaran SPG (Sales Promotion Girl) untuk membantu menjaga booth kami.

Meskipun tidak disuruh, tapi karena didorong inisiatif yang tinggi, saya membantu dia untuk mencari SPG yang cocok. Melalui pencarian di google, saya baru tahu kalau ternyata ada banyak agensi yang menyediakan layanan “penyewaan SPG” maupun penyewaan SPG. Namun, di tulisan ini saya hanya akan membahas yang tanpa tanda kutip.

Saya mendapati ada beberapa agensi yang mengelompokkan para SPG dalam beberapa kategori yang faktor pembedanya cukup membuat saya mengernyitkan dahi. Contoh yang cukup wajar misalnya tingkat pendidikan, penampilan menarik dan menguasai bahasa asing. Contoh yang cukup aneh misalnya berkulit putih (oriental) termasuk dalam kategori yang lebih superior. Tampaknya hukum ekonomi memang lebih berpihak pada panlok daripada IGO.

Karena tidak disuruh, saya tidak dimintai pendapat dan tidak memberikan rekomendasi dari berbagai website yang juga menyertakan foto dari para model. Jadi, sebenarnya saya tidak ada urusannya dengan rekrutmen SPG. Istilahnya sama kalau waktu jaman cari-cari DVD bajakan di mangga dua. “Boleh koh, DVD-nya. Ada yang dicari?”. “Nggak ci, cuman liat-liat aja.”

Dari beberapa orang kantor yang ikut ke Indonesia, teman kantor saya yang orang Amerika keturunan Korea atau istilahnya Gyopo, juga ikut. Sepulangnya dari expo, di sesi minum-minum bersama sambil menceritakan pengalaman dan hasil expo, si Gyopo bertanya kepada saya pertanyaan di awal tulisan ini. Tampaknya hatinya tertambat pada Rere (bukan nama sebenarnya –red), sang mahasiswi ekonomi dari salah satu universitas swasta di Jakarta yang berpenampilan menarik dan menguasai bahasa asing. SPG kategori spesial dari agensi penyalur SPG profesional yang faktor pembedanya tidak menyertakan warna kulit dan keturunan.


Akhirnya bulan Juni! Bulan yang penuh dengan kegiatan yang menyenangkan karena banyak konser musik klasik yang bagus di bulan ini. Satu hal yang jelas, mulai bulan ini sampai sepanjang musim panas, setiap hari Sabtu, Seoul Pops Orchestra akan mengadakan konser outdoor gratis di Children’s Grand Park dekat rumah setiap jam 7 malam. Tahun ini juga saya akan mengulang pengalaman saya tahun lalu yaitu menonton setelah berolahraga mengelilingi track lari di dalam taman. Setelah tubuh tersegarkan kembali setelah berolahraga, jiwa juga segar kembali oleh suguhan musik.

Lazimnya, di taman ini banyak mahasiswi dan ibu-ibu muda yang juga berolahraga karena ingin menjaga kebugaran. Saya biasa lari di belakang mereka. Alasannya bukan karena saya mesum dan ingin melihat pakaian dalam yang nampak karena t-shirt putih basah oleh keringat, tapi karena mereka memang sering lari jadi pace atau ritme nya teratur. Dengan mengikuti pace merekayang teratur membuat nafas teratur dan aliran darah….. ke kaki juga teratur. Pembaca tolong jangan mesum deh.

Saya harus sudah mulai teratur berolahraga agar nafas saya bisa lebih panjang.

Kenapa begitu? Pertanyaan yang bagus. Silahkan tepuk pundak anda sendiri.

Jawabannya adalah karena mulai bulan Juni ini saya dimasukkan dalam latihan flute ensemble yang diatur oleh guru flute kami. Ada empat orang anggota ensemble dan saya satu-satunya pria dan satu-satunya pemula sehingga saya hanya berperan sebagai forth flutist yang biasanya paling banyak hanya memainkan dua not dalam satu measure 4×4. Lumayan lah daripada ga ada. Karena itu saya harus sering latihan pernafasan agar tidak malu-maluin. Sekarang permainan flute saya sudah cukup memuaskan diri saya sendiri. Beberapa repertoire saya termasuk “Air on the G-string” gubahan Bach, Theme song-nya Mario Bros, “Blue Danube” nya Strauss dan lagu-lagu Kidung Jemaat.

Selain itu, bulan ini saya sudah booking dua konser yang sudah saya tunggu-tunggu. Yang pertama adalah kompilasi musik klasik populer yang ditampilkan di Sejong Chamber Hall, bangunan besar yang terletak di samping Gwanghwamun. Yang kedua Mozart Clarinet Concerto dan kumpulan musik opera William Tell gubahan Rossini yang ditampilkan di Seoul Arts Center.

Nonton bareng siapa Tom?

Sampai sekarang sih sendirian… tapi beli tiketnya dua. Hidup Jokowi! (Anu, nomor dua, gitu maksudnya. Beli tiketnya dua terus kan kebetulan Jokowi nomor urut dua, gitu.)

*Eh tapi kalau ada yang mau nonton bareng gitu, boleh lho. Siapa tau kan ada kan ya… (Udah kayak judul lagunya Eagles, Desperado)

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s