Tom naik ojek ke kosan

Hari ini Tom pergi ke tempat fitness di Plasa Semanggi. Ia ingin sekali mengurangi lemak di perutnya.

Hari Minggu yang lalu saat ia pergi ke gereja di Cibubur bersama Nari, pacarnya, mamanya Nari memberikan ia hadiah ulang tahun berupa kemeja. Sesampainya di kos, ia segera mencoba memakai kemeja tersebut. Kemejanya bagus, pikirnya. Warnanya biru tua dan ukurannya pas di tubuhnya. Ia lekas menuju cermin untuk melihat penampilannya dengan baju barunya itu. Tapi alangkah terkejutnya ia saat melihat penampilannya. Perutnya terlihat dengan jelas ketika mengenakan kameja itu!

Karena itu, ia bertekad untuk mengurangi lemak di perutnya agar ia tidak merasa malu saat mengenakan kemeja itu. Ia ingin mengenakannya minggu depan untuk menunjukkan apresiasi atas pemberian hadiah tersebut.

Tom pernah mengikuti sesi PT (Personal Trainer) selama dua bulan. Saat itu, trainernya menyarankan bahwa untuk menurunkan kadar lemak, maka ia harus sering latihan kardio. Hari itu komposisi latihan yang ia lakukan adalah 15 menit di treadmill, beberapa latihan angkat beban dan ditutup dengan kardio lagi selama 30 menit. Ia sangat lelah.

Setelah mandi, selagi mengemasi baju dan sepatu olahraganya, ia teringat bahwa air minum galon di kosnya hampir habis. Ia pun mengisi botol minumnya sampai penuh. Ia menaruh botol minumnya di bagian yang paling bawah dari tas ranselnya. Tom sedikit khawatir kalau botolnya bocor karena ia juga membawa laptop kantor ke kos karena ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan, tapi Tom berpikir bahwa kekhawatirannya tidak beralasan. Ia meninggalkan tas ranselnya di atas bangku dan menata rambutnya di depan cermin ruang ganti.

Tiba-tiba, “bruak!” Tasnya jatuh! Air meluber dari dalamnya. “Gawat! “, pikirnya. Segera ia mengeluarkan laptop yang sudah basah namun tidak sampai terendam. Botol minumnya pecah. Ia segera bergegas untuk pulang agar dapat mencoba menyalakan laptop tersebut. Biasanya ia berjalan kaki dari Plasa Semanggi ke kosnya. Namun kali ini keadaan memaksanya untuk dapat tiba dengan lebih cepat.

Ia pun memilih untuk menggunakan ojek. Ongkos ojeknya 20 ribu, lebih mahal 5 ribu dari biasanya. Tapi ia tidak punya waktu untuk negosiasi harga dengan abang ojek. Setiba di kamar ia segera menyalakan laptopnya.

Ternyata laptopnya masih berfungsi dengan baik. Ia pun lega.

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s